Gunung Salak di Jawa Barat, diselimuti oleh hutan lebat dan banyak terdapat ribuan spesies flora dan fauna, termasuk cacing tanah raksasa dengan panjang lebih dari 1,5 meter. Kadang-kadang pendaki melihatnya ketika curah hujan tinggi dan terjasi hujan sepanjang hari di seluruh wilayah gunung. Cacing raksasa berwarna biru ini (Metaphire longa) oleh penduduk setempat disebut cacing sonari atau cacing bernyanyi, karena dapat mengeluarkan suara seperti peluit di malam hari. Cacing Sonari adalah sejenis cacing tanah.
Berbagai jenis cacing yang ditemukan di tanah yang lembab maupun hangat sering disebut Cacing Tanah, atau juga adisebut “perayap malam” karena sering kali merayap ke atas permukaan tanah pada malam hari. Cacing tanah pada umumnya sering digunakan sebagai umpan untuk memancing. Selain itu cacing adalah makanan yang penting bagi burung, ayam, bebek.
Cacing Tanah sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Cacing membantu menguraikan humus, membantu proses pembusukan di dalam tanah. Ketika cacing merangkak ke dalam tanah, tanah akan menjadi lebih gembur dan bercampur sehingga menjadi subur.
Pacet juga adalah sejenis cacing, pacet dapat kita temukan di tempat yang lembab dan banyak dedaunan. Seperti jalur selabintana di gunung Gede dan jalur gunung Salak yang lembab, di jalur yang banyak humus dan daun berguguran banyak terdaapat pacet.
Cacing tanah memiliki berbagai ukuran, mulai dari 1 milimeter sampai dengan 3 meter. Cacing tanah yang dijumpai tim merbabu.com di gunung Salak berukuran 1,5 meter panjangnya. Tubuhnya yang lembut terdiri darti cincin-cincin yang disebut “Annuli”. Tubuh coklat kemerahan cacing tanah ini terbentuk seperti dua tabung, yang satu di dalam Yang Lain. Tabung bagian dalam adalah alat pencernaan dan tabung luar adalah kulit dinding tubuh. Cacing tanah tidak memiliki mata dan telinga, tetapi mereka memiliki mulut, dan tubuhnya peka terhadap panas, sentuhan, dan cahaya.
Seekor cacing merangkak dengan cara memanjangkan bagian depan tubuhnya dan mendorongnya melewati tanah. Selanjutnya menarik bagian belakang tubuhnya ke atas. Dinding tubuh cacing memiliki dua jenis otot yang digunakan untuk merangkak. Otot lingkar berfungsi untuk memperkecil dan memperbesar tubuh cacing (pacet dari ukuran lidi bisa melebar seukuran jempol kaki). Otot longitudinal berfungsi untuk memanjangkan dan memendekkan tubuh cacing. Bulu-bulu mencegah cacing agar tidak tergelincir.
Cacing tanah tidak memiliki insan atau paru-paru. Cacing bernafas lewat kulitnya yang tipis, yang bersentuhan dengan udara yang menempel pada benda-benda did lam tanah. Jika cuaca terlalu kering dan panas maka cacing akan mati. Cacing memakan sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Bisa juga dikatakan bahwa, cacing memakan jalanan yang hendak ia lewati ke dalam tanah.
Seekor cacing memiliki dua alat kelamin yakni jantan dan betina, meskipun demikian untuk dapat bertelur, cacing harus melakukan perkawinan dengan cacing yang lain. Telur yang telah dibuahi di letakkan pada struktur yang menyerupai manset yang mengelilingi tubuh cacing. Clitellum yakni beberapa annuli yang besar dari tubuh cacing, memproduksi manset untuk telur cacing.
Foto Cacing 1 panjang 1,5 meter
Foto Cacing 2 – Cacing 3 panjang 60 cm